Blog

Alasan Eden Hazard Pensiun: Tak Ada Lagi Gairah Main Bola Maupun Uang

Fakta tentang Eden Hazard pensiun memang membuat sebagian penggemarnya merasa sangat kecewa. Setelah bertahun-tahun menjadi salah satu pemain bintang di dunia sepak bola, keputusannya untuk berhenti bermain tentu menjadi berita yang mengejutkan. Kabarnya, sang pemain mengaku sudah tak lagi menikmati permainannya serta tidak ingin turun lapangan hanya karena uang.

Pemain berusia 31 tahun tersebut terbukti telah ‘gantung sepatu’ setelah resmi meninggalkan Real Madrid di musim panas dengan kontrak yang diperpanjang satu tahun lebih awal. Meskipun Hazard pernah menjadi pemain kunci di klub tersebut, penampilannya terbatas dalam empat tahun terakhir.

Selama bermain di Bernabeu, dirinya hanya tampil sebanyak 76 kali saja dalam 4 tahun. Mungkin ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusannya untuk pensiun. Bahkan, Eden Hazard terbukti sudah tidak pernah main lagi sejak Desember 2021 silam. Cedera yang sering dialaminya selama beberapa musim terakhir mungkin juga berperan dalam keputusannya untuk berhenti bermain.

READ  Ballon d'Or: Kontroversi Dibalik Penghargaan Bergengsi

Namun, pada kamis (19/10/2023) Hazard sepertinya ingin menghidupkan kembali masa kejayaannya dengan tampil di laga amal Calais hingga berhasil mencetak satu gol. Momen ini mungkin memberinya kesempatan untuk merasakan kembali kegembiraan bermain sepak bola, meskipun hanya dalam pertandingan amal.

Keputusan untuk pensiun adalah keputusan pribadi yang kompleks, dan setiap pemain memiliki alasan dan pertimbangan mereka sendiri. Meskipun penggemar mungkin merasa kecewa, penting bagi kita untuk menghormati keputusan Hazard dan memberinya dukungan dalam perjalanan hidupnya selanjutnya.

Alasan Eden Hazard Pensiun

Publik bisa jadi merasa penasaran tentang alasan mengapa Eden Hazard pensiun, terutama karena dia terlihat tersenyum selama pertandingan amal tersebut. Namun, Hazard dengan jujur mengungkapkan bahwa hatinya berada di tempat lain, menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang mendorongnya untuk mengambil keputusan ini.

READ  Serbia Melaju ke Semifinal Davis Cup: Prestasi Gemilang Serbia Menuju ke Semifinal Davis Cup

Di tempat yang sama, ketika ditanya kembali tentang alasannya untuk gantung sepatu, Hazard dengan tegas menyatakan bahwa dia berhenti bermain karena tidak ingin lagi bersenang-senang di lapangan. Dia tidak lagi ingin bermain sepak bola hanya demi uang semata, menunjukkan bahwa nilai-nilai dan kepuasan pribadi menjadi lebih penting baginya.

Kian hari, Hazard juga merasa bahwa dia tidak lagi menikmati sesi latihan atau bermain bola seperti dulu. Perasaan ini mungkin merupakan hasil dari refleksi pribadi dan perubahan prioritas dalam hidupnya. Dalam pandangannya, keputusan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi dia berharap dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat.

Pensiunnya Hazard adalah keputusan pribadi yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun publik mungkin penasaran dengan alasan-alasan yang lebih spesifik, penting bagi kita untuk menghormati keputusan pribadi Hazard dan memberinya dukungan dalam perjalanan hidupnya selanjutnya.

READ  Ketahui 5 Olahraga Mengecilkan Paha, Bisa Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Menjadi Legenda

Selain mengatakan alasannya, mantan pemain Belgia itu pun turut mengungkapkan jika ada banyak ‘omong kosong’ yang diberitakan selama masa bursa transfer.

Dirinya menjelaskan jika emosi yang dirasakannya pada Real Madrid bukan semata-mata dipenuhi oleh kebencian. Mungkin hal tersebut dipikirkan oleh banyak orang. Padahal faktanya, Hazard mengaku telah berhasil bertemu dengan orang-orang luar biasa dan merasa seperti mimpi bisa bermain dengan mereka.

Selalu tampil prima, selama bermain Hazard diketahui telah berhasil memenangkan lima gelar liga. Paling tidak semua itu didapatkannya selama berkarir bersama Chelsea. Lille, serta Real Madrid.

Di balik semua alasan Eden Hazard pensiun, jangan lupa sederet prestasi yang juga pernah diraihnya. Seperti menjuarai satu Liga Champions, memperoleh berbagai trofi domestik, hingga menang dalam dua liga Eropa.